Cost itu dapat tambah tinggi lagi jika nanti program listrik diteruskan ke pulau-pulau yang terpisah dari Batam. Karena pasti akan memakai sambungan kabel bawah laut atau bangun pembangkit di pulau-pulau itu.
Tidak hanya PLN, program keadilan daya juga dijalan pemerintah daerah. Pada 2011, Pemerintah Propinsi (Pemprov) Kepri bersama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Batam mengalirkan pertolongan Lampu Tenaga Surya Irit Daya (LTSHE). Terutamanya pada penduduk yang belumlah dapat dijangkau saluran listrik PLN.
Sampai 2015, program itu telah mencapai 1. 903 rumah masyarakat pesisir. Waktu itu, pemerintah membidik jangkauan LTSHE sampai 2. 568 rumah masyarakat. Salah satunya penerima pertolongan LTSHE ialah Maryam, 51, masyarakat Kampung Monggak, Kelurahan Rempang Cate. Diakuinya begitu terbantu dengan program itu.
Dengan panel surya, keperluan listrik di siang hari dapat tercukupi walau untuk tidak pekerjaan berat yang memerlukan tegangan tinggi. Panel surya dapat menyeimbangi listrik di Kampung Monggak yang cuma hidup dari jam 18. 00 WIB sampai 23. 00 WIB. “Untuk charge HP serta tonton TV siang dapat dengan tenaga surya ini.
Jus bumbu masak dapat juga, ” kata Maryam saat didapati di kampungnya.
Masuknya listrik tenaga surya juga akhiri saat-saat pemakaian lampu minyak tanah (pelita) menjadi penerang sesudah genset mati. Sebelum hadirnya tenaga surya, pelita jadi lampu tidur masyarakat pesisir. Untuk beberapa masyarakat yang tidak dapat membayar mahalnya cost genset, pelita bahkan juga jadi penerang utama mereka.
Mariam menuturkan, LTSHE bukan pertolongan pertama yang di terima masyarakat pesisir. Awal mulanya telah ada pertolongan berbentuk unit mesin genset. Pertama-tama, pertolongan genset ada pada 2000-an.
Baca Juga: harga MCB Listrik
Pertolongan itu cukuplah punya pengaruh pada kehidupan penduduk. Perihal yang sangat mencolok ialah nyala bohlam di tiap-tiap rumah masyarakat walau cuma sampai larut malam. Keringanan kegiatan melihat TV.
Baca Juga: harga lem kayu
Awal mulanya, TV ialah barang elegan. Hingga tiap-tiap rumah yang mempunyai TV tetap dipenuhi masyarakat. “Untuk lampu saja tidak ada, jika ingin tonton TV numpang didalam rumah tetangga yang nyala (teraliri listrik) tempat tinggalnya, ” papar Mariam memvisualisasikan kehidupan di kampungnya.
Artikel Terkait: lampu LED strip
Mariam menyatakan, pertolongan sumber listrik sudah memberi keringanan buat penduduk. Sekalinya tiap-tiap pertolongan mempunyai keunggulan serta kekurangan semasing. “Kalau mesin api (genset) cost mahal, tetapi listriknya kuat (tegangan tinggi). Tenaga surya murah, tetapi tenaganya tidak sperti mesin lampu, ” bahas Mariam.
Selain itu, Lurah Kelurahan Rempang Cate Suyatmi memberikan, akses listrik dari Bright PLN Batam ke sejumlah kampung di diwilayahnya jadi berita baik. Diinginkan, program itu dapat selalu berkembang serta menebar ke kampung-kampung lainnya.
Tidak hanya PLN, program keadilan daya juga dijalan pemerintah daerah. Pada 2011, Pemerintah Propinsi (Pemprov) Kepri bersama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Batam mengalirkan pertolongan Lampu Tenaga Surya Irit Daya (LTSHE). Terutamanya pada penduduk yang belumlah dapat dijangkau saluran listrik PLN.
Sampai 2015, program itu telah mencapai 1. 903 rumah masyarakat pesisir. Waktu itu, pemerintah membidik jangkauan LTSHE sampai 2. 568 rumah masyarakat. Salah satunya penerima pertolongan LTSHE ialah Maryam, 51, masyarakat Kampung Monggak, Kelurahan Rempang Cate. Diakuinya begitu terbantu dengan program itu.
Dengan panel surya, keperluan listrik di siang hari dapat tercukupi walau untuk tidak pekerjaan berat yang memerlukan tegangan tinggi. Panel surya dapat menyeimbangi listrik di Kampung Monggak yang cuma hidup dari jam 18. 00 WIB sampai 23. 00 WIB. “Untuk charge HP serta tonton TV siang dapat dengan tenaga surya ini.
Jus bumbu masak dapat juga, ” kata Maryam saat didapati di kampungnya.
Masuknya listrik tenaga surya juga akhiri saat-saat pemakaian lampu minyak tanah (pelita) menjadi penerang sesudah genset mati. Sebelum hadirnya tenaga surya, pelita jadi lampu tidur masyarakat pesisir. Untuk beberapa masyarakat yang tidak dapat membayar mahalnya cost genset, pelita bahkan juga jadi penerang utama mereka.
Mariam menuturkan, LTSHE bukan pertolongan pertama yang di terima masyarakat pesisir. Awal mulanya telah ada pertolongan berbentuk unit mesin genset. Pertama-tama, pertolongan genset ada pada 2000-an.
Baca Juga: harga MCB Listrik
Pertolongan itu cukuplah punya pengaruh pada kehidupan penduduk. Perihal yang sangat mencolok ialah nyala bohlam di tiap-tiap rumah masyarakat walau cuma sampai larut malam. Keringanan kegiatan melihat TV.
Baca Juga: harga lem kayu
Awal mulanya, TV ialah barang elegan. Hingga tiap-tiap rumah yang mempunyai TV tetap dipenuhi masyarakat. “Untuk lampu saja tidak ada, jika ingin tonton TV numpang didalam rumah tetangga yang nyala (teraliri listrik) tempat tinggalnya, ” papar Mariam memvisualisasikan kehidupan di kampungnya.
Artikel Terkait: lampu LED strip
Mariam menyatakan, pertolongan sumber listrik sudah memberi keringanan buat penduduk. Sekalinya tiap-tiap pertolongan mempunyai keunggulan serta kekurangan semasing. “Kalau mesin api (genset) cost mahal, tetapi listriknya kuat (tegangan tinggi). Tenaga surya murah, tetapi tenaganya tidak sperti mesin lampu, ” bahas Mariam.
Selain itu, Lurah Kelurahan Rempang Cate Suyatmi memberikan, akses listrik dari Bright PLN Batam ke sejumlah kampung di diwilayahnya jadi berita baik. Diinginkan, program itu dapat selalu berkembang serta menebar ke kampung-kampung lainnya.
Komentar
Posting Komentar