Produsen galvalum dalam negeri merencanakan tingkatkan kemampuan produksi canai lantaian dari besi atau baja bukanlah gabungan (galvalum) untuk penuhi keperluan dalam negeri. Dengan menambahkan kemampuan ini, diinginkan import plafon gypsum juga makin menyusut yang mempengaruhi harga seng lokal.
Ketua II Asosiasi Industri Baja Lapis Indonesia (Indonesia Zinc Aluminium Steel Industry/IZASI) Handaja Susanto menyebutkan sekarang ini ada tiga produsen galvalum, yakni PT Saranacentral Bajatama Tbk., PT Sunrise Steel, serta PT NS BlueScope Indonesia dengan kemampuan produksi sekitaran 600. 000 ton per th..
“Sunrise th. depan merencanakan menaikkan harga spandek lini produksi. Saranacentral juga tengah memodifikasi mesin galvalum yang usai akhir th. ini, ” tuturnya pada Usaha. com, Rabu (4/10/2017).
Pria yang menjabat jadi Direktur Paling utama Saranacentral Bajatama ini menerangkan meskipun perseroan tidak menaikkan lini produksi, dengan modifikasi mesin galvalum itu kecepatan produksi juga akan bertambah jadi 7. 000 ton sampai 9. 000 ton per bln.. Diluar itu, Handaja juga mengatakan th. depan juga akan ada produsen baja lapis lokal yang baru.
“Kami mengharapkan keperluan galvalum dalam negeri yang sebesar 1 juta ton per th. bisa tercukupi dengan penambahan kemampuan produksi serta ada pemain baru harga asbes, ” tuturnya.
Berkaitan dengan ketentuan pemerintah untuk perpanjang safeguard lewat Ketentuan Menteri Keuangan dengan nomor 130/PMK. 010/2017 mengenai Pengenaan Bea Masuk Aksi Pengamanan pada Import Product Canai Lantaian dari Besi atau Baja Bukanlah Gabungan yang efisien mulai 4 Oktober 2017, dia menyebutkan begitu mengapresiasi serta berterima kasih dengan kebijakan ini.
Perpanjangan safeguard ini bisa kurangi barang import yang di rasa tidak adil. Handaja menyebutkan sampai kini product import galvalum yang mengganggu terlebih datang dari Vietnam.
Product galvalum dari negara itu dapat masuk ke Indonesia tanpa ada membayar bea masuk apa pun karna Vietnam jadi negara anggota Asean. “Dengan safeguard, barang Vietnam terserang safeguard duty sekitaran Rp2 juta per ton, ” tuturnya.
Komentar
Posting Komentar