Menurut Rani, pencanangan pemakaian pedestrian Malioboro ini sesuai sama perubahan pengaturan sumbu filosofis. Untuk pembangunannya, nilai kontrak step pertama menjangkau Rp 23, 7 miliar.
Artikel terkait : harga kanopi dan kanopi minimalis
Dia menguraikan pada step pertama yang dikerjakan selama 2016, pihaknya sudah membuat pedestrian dengan fisik dari depan Hotel Inna Garuda hingga sebelumnya Pasar Beringharjo yang mencakup, panjang guiding block 910 mtr.
Luas pembangunan 10. 750 mtr. persegi, 32 unit lampu budaya, 94 tempat sampah, bangku dengan sandaran 115 unit, bangku tanpa ada sandaran 50 unit, vegetasi pohon stylem per 100 mtr., air bersih siap minum di dua titik, dsb.
Gagasan selanjutnya, pada 2017 pengaturan pedestrian dari pasar Beringharjo s/d Titik 0 dan bagian barat dari Ngejaman hingga Titik 0 yang dilanjutkan dengan pembangunan toilet underground atap baja ringan dimuka Bank Indonesia.
Simak juga : harga baja ringan
Lalu, pada 2018, dikerjakan pengaturan step 3 mencakup pedestrian bagian barat dari seberang hotel Inna Garuda hingga Ngejaman serta pembangunan underpass Senopati hingga Taman Pandai. Sesaat di 2019, pengaturan dikerjakan di jalan Pangarukan serta Margomulyo.
Gubenur DIY Sultan Hamengkubuwono X yang meninjau dan mencanangkan pedestrian baru Malioboro dikerubuti warga Yogyakarta ataupun wisatawan domestik. Mereka penasaran dengan sosok Sultan yang sampai kini cuma diliat di tv.
” Sama seperti yang di TV, ” kata Rukhiyah, warga Banjarnegara yang tengah bepergian ke Yogyakarta.
Berita Lainnya : harga spandek atau atap spandek
Dalam pidatonya, Sultan mengungkap tidak sempat punya maksud menggusur PKL serta parkir karna pengaturan pedestrian.
” Beberapa orang yang menginginkan Malioboro lebih rapi teratur agar orang-orang dapat nikmati Malioboro, ” kata Sultan.
Dia mengharapkan warga Yogyakarta, pendatang, wisatawan, miliki peluang nikmati Malioboro dapat tetaplah mengkritik Malioboro.
Komentar
Posting Komentar