Mencegah illegal logging lewat koperasi bekas penebang liar yang terakomodasi oleh beberapa LSM tidak lalu buat usaha kayu jati di Konawe Selatan bertahan lama serta memerlukan investor harga kayu.
Anggota Tubuh Pengawas Koperasi Rimba Jaya Lestari (KHJL) Abdul Khalik menuturkan pada 2003 pihaknya mengakomodasi pemberantasan illegal logging dengan membuat koperasi yang dapat memberi sumber pendapatan untuk beberapa bekas penebang liar.
" Oleh karenanya KHJL ini lahir karna susah meredam arus illegal logging. Meskipun pemerintah mempunyai dana namun tidak melibatkan orang-orang di dalamnya itu susah, " kata Abdul Khalik, Rabu (5/8/2015) di Kabupaten Konawe Selatan, Kendari, Sulawesi Tenggara.
Inovasi membawa KHJL berhasil mencapai beberapa sertifikasi pengelolaan rimba yang ramah lingkungan serta bernilai usaha tinggi.
KHJL mencapai sertifikasi FSC periode 2005-2010, FSC periode 2010-2015 serta sertifikat VLK (SVLK) periode 2011-2013. Prestasi sertifikasi ini buat KHJL dapat kurangi potensi illegal logging jadi socialpreneur harga triplek.
Usaha ini berhasil tingkatkan anggota koperasi pada 2005 cuma 120 anggota, saat ini terdaftar menjangkau 747 anggota. Tiap-tiap anggota semasing mempunyai sekitaran satu hektar tempat pohon jati.
Tetapi pada 2010, karena meningkatnya jumlah sertifikasi kayu yang semacam di rimba Jawa mengakibatkan harga kayu dari Konawe Selatan kalah saing. Harga kayu dari KHJL makin mahal karna tingginya cost infrastruktur hingga makin lama KHJL alami penurunan keinginan.
baca juga : harga borongan bangunan
" Kami memiliki komitmen tetaplah jual harga standard sesuai sama sertifikasi. Tetapi memanglah mengakibatkan saat ini, buyer konsumen kami alami penurunan, " tuturnya.
Oleh karenanya Abdul mengutamakan perlunya perhatian dari pemerintah serta investor pada usaha kayu jati di daerah yang terdaftar sempat mencatatkan histori prestasi tingkat internasional ini. Abdul melihat usaha kayu jati ini mempunyai potensi yang bagus untuk investor.
" Usaha ini tempat empuk sesungguhnya untuk investor. Kami juga KHJL bukanlah sekali lagi pikirkan bagaimana illegal logging berhenti, namun bagaimana mendorong legal logging, berikut keharusan temukan pemecahannya, " lebih Abdul.
Anggota Tubuh Pengawas Koperasi Rimba Jaya Lestari (KHJL) Abdul Khalik menuturkan pada 2003 pihaknya mengakomodasi pemberantasan illegal logging dengan membuat koperasi yang dapat memberi sumber pendapatan untuk beberapa bekas penebang liar.
" Oleh karenanya KHJL ini lahir karna susah meredam arus illegal logging. Meskipun pemerintah mempunyai dana namun tidak melibatkan orang-orang di dalamnya itu susah, " kata Abdul Khalik, Rabu (5/8/2015) di Kabupaten Konawe Selatan, Kendari, Sulawesi Tenggara.
Inovasi membawa KHJL berhasil mencapai beberapa sertifikasi pengelolaan rimba yang ramah lingkungan serta bernilai usaha tinggi.
KHJL mencapai sertifikasi FSC periode 2005-2010, FSC periode 2010-2015 serta sertifikat VLK (SVLK) periode 2011-2013. Prestasi sertifikasi ini buat KHJL dapat kurangi potensi illegal logging jadi socialpreneur harga triplek.
Usaha ini berhasil tingkatkan anggota koperasi pada 2005 cuma 120 anggota, saat ini terdaftar menjangkau 747 anggota. Tiap-tiap anggota semasing mempunyai sekitaran satu hektar tempat pohon jati.
Tetapi pada 2010, karena meningkatnya jumlah sertifikasi kayu yang semacam di rimba Jawa mengakibatkan harga kayu dari Konawe Selatan kalah saing. Harga kayu dari KHJL makin mahal karna tingginya cost infrastruktur hingga makin lama KHJL alami penurunan keinginan.
baca juga : harga borongan bangunan
" Kami memiliki komitmen tetaplah jual harga standard sesuai sama sertifikasi. Tetapi memanglah mengakibatkan saat ini, buyer konsumen kami alami penurunan, " tuturnya.
Oleh karenanya Abdul mengutamakan perlunya perhatian dari pemerintah serta investor pada usaha kayu jati di daerah yang terdaftar sempat mencatatkan histori prestasi tingkat internasional ini. Abdul melihat usaha kayu jati ini mempunyai potensi yang bagus untuk investor.
" Usaha ini tempat empuk sesungguhnya untuk investor. Kami juga KHJL bukanlah sekali lagi pikirkan bagaimana illegal logging berhenti, namun bagaimana mendorong legal logging, berikut keharusan temukan pemecahannya, " lebih Abdul.
Komentar
Posting Komentar