Berbagai cara dilakukan oleh anak untuk ebrbakti kepada orangtua. Salah satunya mengajak orangtua berhaji ke Tanah Suci, seperti yang dilakukan pria asal Surabaya, Mohammad Zaini (50).
Anak ke tiga dari delapan bersaudara mengajak kedua orangtuanya. Tak hanya itu, pria yang sehari-hari menjual kusun ini juga mengajak istri serta kedua mertuanya.
" Saya sudah berhaji pada 2006 bersama istri. Sejak itu, saya merasa kok tidak orangtua saya dulu yang berangkat, malah saya. Maka saya ngomong sama istri, nanti kalau dikasih rezeki, orangtua semua saya bawa berangkat berhaji," ujar Zaini, sekutip Dream dari laman Kemenag.go.id, Rabu 2 Agustus 2017.
Zaini, yang selalu membaca Alquran setelah sholat Subuh, kemudian mendapatkan rezeki yang cukup untuk memboyong keluarganya ke Tanah Suci. " Alhamdulillah, Allah kasih rezeki sehingga kami bisa daftar pada tahun 2010," tutur Zaini dengan mata berkaca-kaca, sembari sesekali mengusap wajah ayahnya.
Jemaah yang tergabung dalam kloter empat Embarkasi Surabaya (Sub 04) ini merasa bahagia bisa memberangkatkan orangtuanya ke Tanah Suci untuk berhaji. Dia berharap, itu bisa menjadi bagian wujud baktinya sebagai seorang anak.
" Namanya anak pasti banyak salahnya. Ini mumpung orang tua masih hidup, saya ingin berbakti. Saya senang sekali sekarang bisa menjalankan haji bersama orang tua. Mudah-mudahan saya kuat," tuturnya.
Baca Juga: harga dispenser miyako
Ayah Zaini, Dawam, saat ini berusia 85 tahun. Diabetes dan struk menyebabkan Dawam harus terus berada di kursi roda. Dawam yang berasal dari Jombang juga tergabung dalam kloter empat Embarkasi Surabaya.
Baca Juga: lampu LED kecil
Demi menjaga bapaknya, kemanapun Zaini pergi selalu menyertakan Dawam, termasuk dalam menjalani ibadah Arbain di Masjid Nabawi. " Bapak selalu dibawa. Kalau tidak dibawa, kuatir jalan lalu jatuh," tutur Zaini.
Artikel Terkait: jenis kabel listrik
Sejak mendaftar haji, Zaini mengaku khawatir dengan kondisi Dawam. Namun, dia sangat bersyukur akhirnya bisa sampai berangkat haji bersama.
" Saya berharap bisa sampai kembali ke rumah dengan selamat, orangtua saya juga. Mudah-mudahan sampai pulang lagi ke Tanah Air," harapnya sambil terisak.
Cuaca di Madinah saat ini sangat panas, pada kisaran 45 – 50 derajat Celcius pada siang hari. Zaini juga merasakan hal itu. Namun soal kesehatan, dia serahkan sepenuhnya kepada Allah. Meski demikian, Zaini juga membawa bekal obat-obatan yang biasa dikonsumsi bapaknya, Dawam.
Anak ke tiga dari delapan bersaudara mengajak kedua orangtuanya. Tak hanya itu, pria yang sehari-hari menjual kusun ini juga mengajak istri serta kedua mertuanya.
" Saya sudah berhaji pada 2006 bersama istri. Sejak itu, saya merasa kok tidak orangtua saya dulu yang berangkat, malah saya. Maka saya ngomong sama istri, nanti kalau dikasih rezeki, orangtua semua saya bawa berangkat berhaji," ujar Zaini, sekutip Dream dari laman Kemenag.go.id, Rabu 2 Agustus 2017.
Zaini, yang selalu membaca Alquran setelah sholat Subuh, kemudian mendapatkan rezeki yang cukup untuk memboyong keluarganya ke Tanah Suci. " Alhamdulillah, Allah kasih rezeki sehingga kami bisa daftar pada tahun 2010," tutur Zaini dengan mata berkaca-kaca, sembari sesekali mengusap wajah ayahnya.
Jemaah yang tergabung dalam kloter empat Embarkasi Surabaya (Sub 04) ini merasa bahagia bisa memberangkatkan orangtuanya ke Tanah Suci untuk berhaji. Dia berharap, itu bisa menjadi bagian wujud baktinya sebagai seorang anak.
" Namanya anak pasti banyak salahnya. Ini mumpung orang tua masih hidup, saya ingin berbakti. Saya senang sekali sekarang bisa menjalankan haji bersama orang tua. Mudah-mudahan saya kuat," tuturnya.
Baca Juga: harga dispenser miyako
Ayah Zaini, Dawam, saat ini berusia 85 tahun. Diabetes dan struk menyebabkan Dawam harus terus berada di kursi roda. Dawam yang berasal dari Jombang juga tergabung dalam kloter empat Embarkasi Surabaya.
Baca Juga: lampu LED kecil
Demi menjaga bapaknya, kemanapun Zaini pergi selalu menyertakan Dawam, termasuk dalam menjalani ibadah Arbain di Masjid Nabawi. " Bapak selalu dibawa. Kalau tidak dibawa, kuatir jalan lalu jatuh," tutur Zaini.
Artikel Terkait: jenis kabel listrik
Sejak mendaftar haji, Zaini mengaku khawatir dengan kondisi Dawam. Namun, dia sangat bersyukur akhirnya bisa sampai berangkat haji bersama.
" Saya berharap bisa sampai kembali ke rumah dengan selamat, orangtua saya juga. Mudah-mudahan sampai pulang lagi ke Tanah Air," harapnya sambil terisak.
Cuaca di Madinah saat ini sangat panas, pada kisaran 45 – 50 derajat Celcius pada siang hari. Zaini juga merasakan hal itu. Namun soal kesehatan, dia serahkan sepenuhnya kepada Allah. Meski demikian, Zaini juga membawa bekal obat-obatan yang biasa dikonsumsi bapaknya, Dawam.
Komentar
Posting Komentar