Kota Malang memanglah identik dengan wisata kuliner serta hiburannya. Tidaklah heran kota ini jadi maksud yang tidak sempat sepi dikunjungi wisatawan. Terkecuali kuliner serta hiburan, kota apel ini menaruh potensi industri beda. Satu diantaranya asalah sentra produksi harga genteng di Desa Mendir, Kelurahan Mngliawan, Kecamatan Pakis, Malang.
Sentra ini di ramaikan sekitaran 10-15 produsen genteng. Dari Kota Malang, sentra ini dapat dibuka dengan melalui Jalan Laksda Adi Sucipto menuju Mngliawan. Sekitaran 15 menit perjalanan dengan jarak tempuh 5 km. memakai mobil, Anda dapat sampai di sentra ini.
Tumpukan serta susunan genteng terlihat berderet di tepi jalan jadi sinyal tempat ini adalah pusat pembuatan serta penjualan genteng dari tanah liat. Waktu KONTAN menyambangi sentra ini, terlihat sebagian pedagang tengah duduk enjoy.
Wasito Idris, salah seseorang produsen genteng katakan, sentra produksi serta penjualan genteng ini telah ada mulai sejak beberapa puluh th. kemarin. Wasito adalah produsen pertama yang buat serta menjual genteng. Berbeda dengan harga genteng metal yang terus stabil.
Dia mulai usaha ini mulai sejak th. 1965. ” Telah populer, hingga dimaksud kampung produksi gentengnya Malang. Bahkan juga di desa Mendir tiap-tiap kepala keluarga buat serta jual genteng, ” tuturnya.
Terkecuali di jual keluar daerah, pembuatan genteng ditempat ini untuk penuhi keperluan orang-orang sekitaran. ” Tidak sering berada di toko bangunan serta harga atap polycarbonate jual di sentra automatis murah, ” ucap pria berumur 65 th. ini.
Harga yang di bandrol Wasito mulai Rp 2. 000 sampai Rp 3. 000 per pieces. Umumnya sehari-hari Wasito dapat buat 500-600 genteng. Tetapi pada musim hujan ini, pemesanan genteng bertambah sampai 50%.
Diprediksikan omzet yang didapat sekitaran Rp 3, 6 juta sampai Rp 4, 5 juta per bln.. Nyaris 90% konsumennya datang dari Malang. Untuk luar Malang, Wasito tidak membedakan harga, tetapi untuk pengambilan genteng dijamin oleh konsumen.
Effendi Harja, produsen beda mengakui, telah menghasilkan genteng mulai sejak th. 1970-an. Ia mematok harga jual lebih mahal, yaitu sekitar Rp 3. 000 sampai Rp 4. 000 per buah. Dalam satu bulan Effendi dapat juga jual genteng semakin banyak, yaitu sekitaran 1. 800 sampai 2. 000 unit genteng. Dari situ, omzet yang didapat Rp 5, 5 juta per minggu.
baca juga : harga gypsum plafon
Untuk produksi, Effendi dibantu dua orang karyawan. Waktu musim hujan seperti saat ini, jumlah produksi dapat jadi bertambah setengahnya karna keinginan bertambah. Konsumennya datang dari Surabaya, Jember, Malang serta Batu.
Komentar
Posting Komentar