Langsung ke konten utama

Beginilah Perkembangan Produksi Genteng di Awal 2018

Kota Malang memanglah identik dengan wisata kuliner serta hiburannya. Tidaklah heran kota ini jadi maksud yang tidak sempat sepi dikunjungi wisatawan. Terkecuali kuliner serta hiburan, kota apel ini menaruh potensi industri beda. Satu diantaranya asalah sentra produksi harga genteng di Desa Mendir, Kelurahan Mngliawan, Kecamatan Pakis, Malang.
Sentra ini di ramaikan sekitaran 10-15 produsen genteng. Dari Kota Malang, sentra ini dapat dibuka dengan melalui Jalan Laksda Adi Sucipto menuju Mngliawan. Sekitaran 15 menit perjalanan dengan jarak tempuh 5 km. memakai mobil, Anda dapat sampai di sentra ini.
Tumpukan serta susunan genteng terlihat berderet di tepi jalan jadi sinyal tempat ini adalah pusat pembuatan serta penjualan genteng dari tanah liat. Waktu KONTAN menyambangi sentra ini, terlihat sebagian pedagang tengah duduk enjoy.
Wasito Idris, salah seseorang produsen genteng katakan, sentra produksi serta penjualan genteng ini telah ada mulai sejak beberapa puluh th. kemarin. Wasito adalah produsen pertama yang buat serta menjual genteng. Berbeda dengan harga genteng metal yang terus stabil.
Dia mulai usaha ini mulai sejak th. 1965. ” Telah populer, hingga dimaksud kampung produksi gentengnya Malang. Bahkan juga di desa Mendir tiap-tiap kepala keluarga buat serta jual genteng, ” tuturnya.
Terkecuali di jual keluar daerah, pembuatan genteng ditempat ini untuk penuhi keperluan orang-orang sekitaran. ” Tidak sering berada di toko bangunan serta harga atap polycarbonate jual di sentra automatis murah, ” ucap pria berumur 65 th. ini.
Harga yang di bandrol Wasito mulai Rp 2. 000 sampai Rp 3. 000 per pieces. Umumnya sehari-hari Wasito dapat buat 500-600 genteng. Tetapi pada musim hujan ini, pemesanan genteng bertambah sampai 50%.
Diprediksikan omzet yang didapat sekitaran Rp 3, 6 juta sampai Rp 4, 5 juta per bln.. Nyaris 90% konsumennya datang dari Malang. Untuk luar Malang, Wasito tidak membedakan harga, tetapi untuk pengambilan genteng dijamin oleh konsumen.
Effendi Harja, produsen beda mengakui, telah menghasilkan genteng mulai sejak th. 1970-an. Ia mematok harga jual lebih mahal, yaitu sekitar Rp 3. 000 sampai Rp 4. 000 per buah. Dalam satu bulan Effendi dapat juga jual genteng semakin banyak, yaitu sekitaran 1. 800 sampai 2. 000 unit genteng. Dari situ, omzet yang didapat Rp 5, 5 juta per minggu.
baca juga : harga gypsum plafon
Untuk produksi, Effendi dibantu dua orang karyawan. Waktu musim hujan seperti saat ini, jumlah produksi dapat jadi bertambah setengahnya karna keinginan bertambah. Konsumennya datang dari Surabaya, Jember, Malang serta Batu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inilah Prediksi Harga Besi Baja di Awal Tahun 2018

Produsen baja domestik yakini perbaikan  harga besi beton  dan baja serta penambahan utilisasi masih tetap berlanjut pada th. ini. Direktur Pemasaran PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) Purwono Widodo menyebutkan kalau bersamaan dengan pengurangan alokasi export baja China, import baja gabungan murah dari negara itu yang memakai bea masuk 0% alami penurunan. Pengurangan alokasi export itu karena China lebih mementingkan keperluan domestik. Keadaan itu mendorong harga baja dunia pada semester II/2017 naik penting atau lebih dari 50%. Kondisi ini buat produsen baja nasional, termasuk juga Krakatau Steel bisa nikmati perbaikan  harga besi hollow  yang lumrah serta tingkat utilisasi mulai terkerek pada paruh ke-2 th. kemarin. “Kondisi ini kami yakini masih tetap berlanjut pada kuartal kuartal pertama 2018, ” katanya pada Usaha. com, Rabu (3/1/2017). Sekarang ini, tingkat utilisasi KRAS dijelaskan ada di kisaran 70%. Purwono menjelaskan kalau semestinya utilisa...

Penyebab Pandai Besi Pendil, Bertahan di Tengah Gempuran Peralatan Modern

Sejak puluhan tahun lalu, Desa Pendil, Kecamatan Banyuanyar, dikenal sebagai sentra pandai besi. Berbagai peralatan pertanian seperti kapak, golok, patik, cangkul, sabit atau peralatan pertanian lainnya, diproduksi oleh pengrajin. Di saat banyak pandai besi gulung tikar, tergerus jaman, di desa ini malah mampu bertahan dan berkembang baik. Apa rahasianya??? Laporan Muhammad Choirul Efendi, Probolinggo DESA Pendil adalah salah satu desa di ujung utara Kecamatan Banyuanyar, Probolinggo. Di desa ini, ada 11 pandai besi yang sudah membuka usahanya sejak puluhan tahun lalu. Mereka adalah Jumali alias Jali, Sugianto, Ahmad, Madra’I, H. Sahed, dan Suryo. Kemudian ada Supriyadi, Main, Subairi, Misran dan Djamiko. Rata-rata para pandai besi ini, mempunyai pekerja minimal 5 orang. Sebanyak 5 pandai besi, berada di Dusun Mangar, selebihnya terpencar. Baca Juga:  harga besi hollow 4x4  “Kami bertahan di usaha ini, karena mengutamakan dan mempertahankan kualitas. Meski harganya ag...

Penyebab Calo Bertebaran di Samsat Jakarta Timur

Bakti Mohammad Zaini (50) terhadap orang tua butuh dicontoh. Zaini tahun ini memberangkatkan empat orang tua mereka buat berhaji. Subhanallah. Impian Zaini menghajikan ke dua orang tua serta mertuanya udah berubah menjadi dambaan sudah lama. Saya udah berhaji pada 2006 berbarengan istri. Sejak mulai itu, saya terasa kok tak orang tua saya dahulu yg pergi, jadi saya. Karena itu saya ngomong sama istri, kelak bila diberikan rizki, orang tua semua saya bawa juga pergi berhaji, kata Zaini kala dijumpai di Masjid Nabawi Madinah selesai jemaah Subuh, Selasa (01/08) . Pria asal Surabaya Jawa Timur ini merupakan anak ke-tiga dari 8 bersaudara. Di Kota Pahlawan, Zaini profesinya jadi penjual kusen. Dari hasil kerja kerasnya, dia tabung lantas buat pergi haji orangtuanya. " Alhamdulillah, Allah kasih rizki hingga kami dapat lis pada tahun 2010, pungkasnya lagi dengan mata berkaca sambil terkadang menyeka muka ayahnya. Jemaah yg tergabung dalam kloter empat Embarkasi Surabaya (Sub 04...